Selasa, 14 Februari 2012

Tentang Perasaanku



Aku bingung harus memulai cerita ini dari mana. Saat aku SMP, aku begitu membencimu. Melihat wajahmupun aku tak sudi,apalagi untuk menyapamu. Aku ingat saat kamu menyenggol makananku makananku di kantin sekolah. Gara-gara kejadian itu, rokku kotor penuh dengan makanan. Bukannya meminta maaf, tapi kamu malah pergi begitu saja. Ada lagi kejadian di parkiran sekolah. Saat ban motorku
tiba-tiba saja kempes.
                “Ban kamu kenapa? Kempes?”
                “Iya.. mmmm By the way, kamu kan senior aku disini, boleh ga kalau aku………”
                “Ssssttt.. Sorry ya ga ada motor yang kosong disini. Lagian kita ga level naik motor bareng kamu. Nanti motor aku lecet lagi kalo dinaikkin kamu. Mending cari ojek aja sana di depab banyak tuh. Hahahaha”
Padahal waktu itu aku hanya ingin bertanya dimana bengkel terdekat disini. Uuhh. Dasar cowok tengel, belagu sombong lagi. Siapa juga yang mau dibonceng kamu. Semua kejadian itu membuatku ingin cepat-cepat melewati masa-masa SMP.

Siapa yang tahu kalo Tuhan mempertemukan kita (lagi) di SMA? Mungkin kamu sama sekali tidak mengenalku, tapi aku sangat mengenalmu. Bahkan, aku tau siapa kamu. Nama Lengkapmu Candra Hadinata, anak kelas XI IPA 3, duduk paling belakang, si penyuka warna gelap, si tengil, si belagu, si sombong, yang paling hobi jahilin teman di kelas. Apa sih yang tidak ku ketahui tentang kamu?

Sampai suatu hari, kamu menyukai seorang cewek. Dan cewek itu ternyata cukup dekat denganku. Lalu, tiba-tiba saja kamu mengirim pesan singkat ke aku.
                “Hyy.. DIa temen kamu ya? Cocok ga kalau aku jadi pacarnya dia?”
                “Ha? Maaf, ini siapa ya?” trus ‘dia’ yang kamu maksud siapa?
                Ini aku Candra. Kamu Novika, kan? Ituloh, dia Febry yang sering sama kamu itu.”
                “ Ohhh. Iyaini aku Novika. Kamu Candra? Ya, cocok-cocok aja sih.”
                “Next time kita ngobrol lebih banyak ya. Besok malam aku telfon kamu. Nice to know you. See you ya.”
                “Ok. C.U”


Ahh. Apa dia tidak mengingat kejadian dikantin dan diparkiran sewaktu SMP? Tapi anehnya, mengapa rasa kesalku hilang ketika kamu menghubungiku? Mengapa api yang membara seolah-olah dipadamkan oleh lembutnya air hujan? Mengapa jantungku berdetak lebih kencang saat kamu memanggilku? Apa maksud perasaan ini,Tuhan? Aku tidak dapat mendefinisikan perasaan ini. Bantu aku Tuhan, agar aku dapat menjawab segala pertanyaan-pertanyaan kecilku. Terlalu cepatkah jika aku menyebut semua ini CINTA?

Sinar indah sang bulan mulai menggantikan panasnya sinar matahari. Ada semacam rindu yang berlari-lari kecil ke arahmu. Ada semacam ragu yang memperlambat laju arah lariku. Aku sadar kamu tidak akan mencintaiku. Yang ku tau, kamu mencintai Febri. Sedangkan aku? Kamu (mungkin) hanya menganggapku seorang cewek yang hany menjadi teman curhatmu. Kamu selalu bercerita tentang Febri kepadaku. Beberapa hari kemudian kamu dan Febri jadian. Apa kamu pernah sadar seberapa besar usahaku untuk tetap terlihat tegar dan bertahan dalam keadaan (cinta bertepuk sebelah tangan) seperti in? Nyatanya kamu ga pernah mau tau kan?

Yap sekarang kalian sedang menikmati masa pacaran kalian. Pergi ke sekolah bareng, ke kantin bareng, pokonya serba bareng deh. Aku hanya tidak habis fikir dan masih memikirkan beberapa pertanyaan kecil ini. Tolong jwawab dengan jawaban yang logis. Siapa orang yang menjadi teman curhatmu ? Siapa orang yang mendengar keluh kesahmu di sekolah? Siapa orang yang tidak pernah menyuruhmu telat makan?
Siapa?! Siapa?! Siapa?! ITU AKU !! Tohh, kamu juga melakukan hal yang sama terhadapku. Apa maksud kamu melakukan ini ke aku? Kamu seperti memberi semacam harapan kecil ke aku.  Kemana Febri? Kemana dia yang katanya pacar kamu, yang katanya peduli sama kamu. Siapa yang lebih peduli sama kamu. AKU kan?!

Tapi coba kamu ingat kejadian beberapa hari yang lalu saat kita bertemu di salah sau pasar swalayan di kota ini. Ketika kamu sedang bersama Febri, kamu melintas dihadapanku. Pada saat itu, aku harap kamu akan menyapaku. Tapi ternyata tidak. Kamu (mungkin) terlalu asyik dengan Febri. Hanya karena kamu tidak sedang membutuhkan aku, bukan berarti kamu harus melupakan aku kan?

Walaupun bertepuk sebelah tangan bukan berarti aku tidak menikmati saat-saat aku mencintai kamu. Aku ga tau sampai kapan cintaku bakal terus bertepuk sebelah tangan. Yang aku tau, beahagia itu berarti mencintai kamu.


Untukmu yang tidak akan pernah membaca ini..
Galau, 14 February 2012..

1 komentar: