Hingga siang ini, aku masih saja memikirkan kejadian kemarin malam. Saat kamu membentakku dengan suara yang begitu keras. Aku tau ini semua memang salahku. Tapi, tidak harus kan kamu membentakku seperti itu? Baru tadi malam aku membentakku sekeras itu. Aku takut. Aku jadi berpikir kalau aku tidak akan bisa memilikimu.
Ya tadi malam adalah malam yang begitu yang sangat buruk bagiku. Aku memutuskan untuk menceritakan “DIA” ke kamu. Pada awalnya, aku tidak ingin memutuskan hal itu. Tapi rasanya aku tidak kuat jika harus menutupi semua ini. Dia! Dia sahabatmu. Dia sahabat kecilmu. Sahabat karibmu sejak SMP. Entah apa yang terlintas difikirannya saat dia menghubungiku.Bukankah dia tahu kalau aku